HENRY DAN CLARISSA
Kota
itu merupakan kota yang besar, indah, serta mewah yang dikenal dengan nama
“Kota Mengambang “. Itulah Kota Venesia. Sebuah kota yang mengapung di atas air
sejak berabad - abad yang lalu. Langit kota yang sangat bersih dan biru tanpa
polusi udara di mana – mana, jauh berbeda dengan kota- kota besar umumnya.
Warga kota itu hanya menggunakan transportasi perahu dan kapal karena hampir seluruh jalan kota itu adalah
laut.
Mungkin bagi visitor yang datang, mereka sangat mengagumi kota itu dan tidak
akan menyangkah bahwa di kota semegah dan secantik itu, ternyata di sudut kota
itu masih banyak sekali orang yang tak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah
satunya adalah kakak – beradik Henry dan Clarissa.
Mereka
tinggal di sudut kota di sebuah perkampungan kumuh kota itu. Orang tua mereka telah meninggal 3 tahun lalu sewaktu clarissa masih
berumur 5 tahun dan Henry 10 tahun .
Bagi mereka hidup itu begitu sulit untuk di jalani tanpa kedua orang tua. Untuk
itu, mereka harus meninggalkan sekolah dan beralih bekerja untuk memenuhi
kebutuhan mereka. Sehari – harinya, Henry bekerja sebagai jasa pengayuh perahu
bersama clarissa yang masih berumur 8 tahun. Penghasilannya sangatlah kecil dan
tak cukup untuk mereka. Tetapi hanya itulah pekerjaan yang bisa Henry dan
Clarissa lakukan.
Suatu
hari, ketika Henry dan Clarissa sedang mengayuh perahu, mereka melihat sebuah
sekolah. Saat itu jam pulang sekolah, di depan sekolah itu telah banyak anak –
anak yang menunggu jemputan orang tuanya. Ketika Henry dan Clarissa melihat
seorang anak perempuan yang sangat ceria segera memeluk orang tuanya ketika
datang menjemputnya, hati mereka sangat sedih. Mereka iri dengan anak – anak
lain. Mereka dapat bersekolah , menikmati jenjang pendidikan, mendapatkan kasih
sayang dari kedua orangtua dan dari orang yang menyayanginya serta hidup
berkecukupan. Sedangkan mereka harus bekerja keras untuk tetap hidup. Clarissa tak dapat menahan tangisnya dan
segera menangis dengan keras. Henry segera menenangkan adiknya. Ia juga merasa
sangat sedih dan meneteskan air mata. Tidak . . . Henry tak boleh menangis, adiknya akan
semakin sedih dan terpuruk melihatnya. Henry pun segera menghapus air mata yang
menetes dari matanya.
Setelah menenangkan adiknya, mereka pun kembali
bekerja. Mereka mengayuh perahu ke daerah yang tak terlalu ramai. Tiba – tiba,
mereka melihat semak belukar yang
bergerak – gerak. Karena takut, adiknya mengatakan agar kita pergi saja
dari sini karena itu mungkin adalah buaya. Tetapi Henry kuatir jika ada orang
yang tenggelam di dekat semak belukar itu. Dengan berani, Henry mendekati semak
itu. Tiba – tiba, muncul gelembung – gelembung dari bawa air. Henry segera
menoleh ke bawa dan melihat seorang wanita yang kira- kira berusia 40 tahun
tenggelam. Henry dan Clarissa segera menariknya ke atas perahu. Wanita itu
pingsan dengan wajah mulai membiru. Henry segera memberikan pertolongan pertama
dengan menekan dada dan memberikan nafas
buatan kepada wanita itu. Lalu, dengan cepat mereka membawanya ke rumah sakit.
Di
rumah sakit, wanita itu telah siuman tetapi tubuhnya masih sangat lemas. Ketika
wanita itu tiba di ke rumah sakit, suaminya segera datang dengan berlari dan
tegesa -gesa untuk melihat istrinya. Wanita itu bernama Ibu Irene dan suaminya
Bapak Madison. Mereka adalah salah satu keluarga kaya di kota itu. Pak Madison dan
dokter yang menangani Ibu Irene menemui Henry dan Clarissa. Dokter berkata
kepada mereka bahwa jika mereka terlambat sedikit saja memberikan pertolongan
pertama pada pasien, pasien dapat meninggal di tempat. Tetapi berkat keberanian
dan tindakannya, mereka telah menyelamatkan satu nyawa. Pak Madison tak henti –
hentinya berterima kasih pada Henry dan Clarissa karena telah meyelamatkan
nyawa istrinya. Mereka sangat senang karena telah membantu orang lain yang
kesulitan. Setelah itu, Henry, Clarissa dan Pak Madison masuk ke ruang rawat
Ibu Irene. Ibu Irene sangat berterima kasih kepada mereka karena telah menolong
dirinya. “ Orang tua kalian pasti sangat bangga mempunyai anak seperti kalian”
kata Ibu Irene. “ iya, mereka pasti sangat bangga pada kami di surga” jawab
mereka. “kalian sekarang sudah kelas berapa ? ” kata Ibu irene. “ Kami tidak
lagi bersekolah karena kami sangat miskin” jawab mereka. Setelah percakapan
singkat itu, Henry dan Clarissa pamit pulang kepada Ibu Irene dan Pak Madison
karena hari sudah mulai gelap. Tiba – tiba Pak Madison dan Ibu Irene tersenyum
bahagia tetapi aneh ke arah Henry dan Clarissa. Henry dan clarissa saling
berpandangan karena tak mengerti arti senyuman itu. “Mau kalian menjadi anak
angkat kami ? kami tidak mempunyai anak . . dan kami berjanji akan merawat dan
melindungi kalian dengan baik” kata Pak Madison. “iya, kami mau menjadi anak
angkat kalian” kata Henry dan Clarissa. “Terimah kasih. Kalian benar – benar
adalah anak yang baik” kata Ibu Irene. Henry dan Clarissa sangat senang menjadi
anak angkat dari Pak Madison dan Ibu Irene.
Setelah
beberapa hari berlalu, mereka kembali bersekolah di sekolah baru mereka. Henry
dan Clarissa sangat bahagia. Mereka tidak perlu bekerja lagi sebagai jasa
pengayuh perahu. Walaupun telah menjadi kaya, mereka tidak pernah sombong,
mereka selalu menolong sesamanya yang membutuhkan bantuan.
wah ane udah mengerti sekarang artikel contoh cerpen singkat thanks gan!
BalasHapus==Winnig303== Permainan Betting Game Online Yang Sedang Populer Saat ini...
BalasHapusDengan 1 User ID, Sudah Dapat Bermain 6 Jenis Games Sekaligus :
1. Sportbooks
2. Live Casino
3. Slot Online
4. RNG
5. Poker Online
6. Sabung Ayam
Bonus New Member Slot 15%
Bonus New Member Poker 10%
Bonus New Member Sabung Ayam 10%
Bonus New Member Sportsbook & Live Casino 20%
Bonus Deposit 10% Setiap Hari
Bonus Deposit 10% Slot Setiap Hari
Bonus Deposit Sabung Ayam 5%
Bonus Cashback 5-10%
Bonus 100% 7x Kemenangan Beruntun Sabung Ayam
Diskon Togel Hingga 65%
Bonus Rollingan Slot 1%
Bonus Rollingan Poker dan Live Casino 0.5%
Customer Service 24 Jam
Hubungi Kami di :
WA: 0877 8542 5244