Minggu, 07 Juni 2015

SINOPSIS NOVEL PERTEMUAN

PERTEMUAN

Masri, laki – laki muda asli Minangkabau, berpendidikan cukup tinggi dan sangat patuh terhadap kedua orang tuanya. Bahkan ia rela menikahi gadis pilihan orang tuanya yang sama sekali tidak ia cintai dan memilih untuk mengikuti kemauan bapak – ibunya agar tidak melanjutkan pendidikannya di betawi. Mulanya Masri belum ada niat sama sekali untuk menikah diusianya itu. Namun apa daya tangan tak sampai, orang tuanya bulat tekadnya untuk menikahkannya.

Akhirnya Masri pun menikah dengan khamisah, yaitu gadis pilihan orang tuanya sekaligus anak tantenya. Khamisah ialah seorang anak gadis, remaja putri, rupanya cantik bukan kepalang, usianya baru 17 tahun. Mukanya yang bujur daun budi, warna kulitnya yang kuning langsat, perawakannya sederhana, rambutnya panjang dan hitam laksana dawat serta lenggannya yang memutus rangkai hati itu. Kasih sayang ibu – bapaknya tidaklah berhingga berbatas, karena Khamisah adalah anak sematawayang tantenya. Itulah sebabnya Khamisah sangat dimanjakan ibu – bapaknya.Apa saja yang dimintanya akan selalu dikabulkan dan segala perbuatannya, yang banyak kali tidak baik, tidaklah pernah dimarahi orang tuanya. Masa kecil teranja – anja, sudah besar terbawa – bawa, lalu tua berubah tidak, begitulah sampai ketika itu tingkat perangai gadis yanng telah perawan dara itu, janganlah berubah, hanya bertambah buruk yang ada. Parasnya yang cantik molek dan manis itu, berlawanan benar, seperti siang dengan malam dengan sifat dan tabiatnya.

1 tahun lamanya masri menanggung derita hidup bersama seorang wanita yang tak dicintainya. Pagi, siang, dan malam selalu saja ada perkara yanng membuatnya berdebat dengan Khamisah. Sampai suatu hari Khamisah pergi menemui dukun karena merasa Masri telah menyukai gadis lain dan diberinyalah sebuah guna – guna berupa serbuk (entah terbuat dari apa, yang jelas tak baik dikonsumsi) yang harus dia taburi kedalam makanan suaminya tersebut dari dukun itu. Akhirnya setelah menemui dukun tersebut berbekal serbuk itu dia pulang kerumah dan segera lekas untuk membuatkan makanan untuk Masri agar dapat ditaburkannya bubuk tersebut kedalam makanan Masri. Setelah usai mengajar Masri pulang kerumahnya dan alangkah terkejutnya Masri ketika melihat makanan telah tersedia di meja makan. Sekiranya istrinya telah berubah. Setelah makan ia pun pergi menemui istrinya dan membirikan sebuah kecupan terima kasih kepada istrinya. Khamisa pun mengira bahwa Masri sudah terjerat di dalam guna – gunanya. Tanpa disadarinya guna – guna tersebut mebuat kesehatan Masri makin hari makin menurun, sampai akhirnya Masri harus masuk rumah sakit. Tak lama setelah masuknya Masri ke rumah sakit tetangganya yang bernama Ruhana tidak sengaja mendengar perkataan Khamisah.

“Oh, celakalah aku ini, sebab menurutkan kata Syamsiar (tetangga Khamisah yang kurang budi pekertinya) yang durjana itu!”

Kemudian dilaporkannya pendengarannya teraebut kepada Ruzaham, suaminya.

“Diam sajalah engkau, jangan kau katakan pula pendengaranmu itu kepada orang lain, apalagi kepada Masri. Kalau ia tahu akan hal itu, tentu penyakitnya bertambah dalam. Hanya bersama – samalah kita mendoa kepada Tuhan, moga – moga Masri terhindar dari bahaya maut, dan jadi pengajaranlah hendaknya bagimu, bagaimana jahatnya guna – guna itu,” kata Ruzaham kepada istrinya. Sementara itu berpikirlah Masri di rumah sakit bahwa istrinya telah mengguna – gunainya. Dia pun memutuskan untuk menceraikan Khamisah.

Tak lama setelah bercerai dengan Khamisah Masri pun dipindah tugaskan untuk mengajar di daerah Sibolga. Disana Masri mengalami kemelaratan karena permainan judi tapi itu tidak berlangsung terlalu lama karena setelahnya ia kemudian dipindahkan tugas lagi ke Kutaraja. Disanalah ia bertemu dengan wanita yang ia cintai dengan setulus hatinya, Rasdiana namanya. Kulitnya putih – kuning, perawakannya sedang besarnya, tegaknya tegap dan lurus serta perjalanannya gagah dan manis dipandang mata. Melihat keadaan tubuhnya, tampaklah rasanya, bahwa ia seorang anak perempuan yang berani, tak ada menaruh takut dan gentar akan menuju kebenaran.Tetapi wajah mukanyayang menaruh suatu kekuatan yang keras, dapat menarik dan mengharu – birukan kalbu barang siapa yang melihatnya, menunjukkan pengasih penyayang, kesetiaan, dan kelurusan hatinya. Namun perjalan cintanya tak semudah yang dipikirkan, beberapa kali hati Masri ditarik ulur oleh Rasdiana. Sampai suatu saat Masri telah berputus asa untuk mendapatkan Rasdiana dan ia memilih untuk bunuh diri dengan cara melompat kedalam lautan. Namun tanpa disangka –sangka Rasdiana datang memeluk Masri dari belakang sebelum ia terjun kedalam laut. Akhirnya Rasdiana pun mengakui perasaannya kepada Masri dan mereka berjanji untuk saling mencintai dan melengkapi di tempat itu. Mereka pun hidup bahagia bersama selamanya.


THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar