Sabtu, 06 Juni 2015

Puisi

Segenggam Asa
Kata pujangga hidup adalah perjuangan
Kata bangsawan hidup adalah harga diri
Namun kata seniman hidup adalah seni
Namun saat kau mencintai, hidup adalah dirinya

Walaupun Bumi tak lagi berputar pada porosnya
Walaupun tak ada setitik cahaya
Meskipun lautan tak memancarkan ketenangan
Kau tetaplah poros, cahaya, dan keindahan hidupku

Inilah diriku
Berperang dengan segala kegelapan
Menerjang badai agar kau berpaling
Bahkan meregang nyawa untukmu

Tapi dirimu tetaplah dirimu
Pendirian sekuat gunung batu
Perasaan sedingin gunung es
Tatapan setajam sebilah pisau

Kau hancurkan diriku
Kau hancurkan segala asa
Kau torehkan luka sedalam jurang neraka
Kau buat jiwaku mati rasa

Andaikan hidupku, hidupmu dapat menjelma menjadi hidup kita
Namun kenyataan menyadarkanku
Bagaikan pangeran dan rakyat jelata
Tak akan pernah hidup bahagia sekalipun di dunia dongeng
Begitu pulalah diriku dan dirimu

Walaupun ada yang namanya keajaiban
Keajaiban saja tidak akan boleh
Lalu apa ? katakan padaku ?
Agar aku boleh bersamanya
Tak ada . . . Tak ada jawabnya

Begitukah ? Takdir hidupku ?
Kini ku melangkah
Meratapi segala duka berdarah
Yang ku tahu walaupun seribu tahun pun tak akan sembuh
Namun biarlah
Biarlah aku tetap menggenggam asa ini

Biarlah dirimu tetap jadi porosku . . . 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar