MAKALAH MINYAK BUMI
Kata Pengantar
Puji syukur patut kita panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas limpahan kasih dan karunia-Nyalah
penyusun boleh menyelesaikan tugas kimia mengenai “Makalah Minyak Bumi” ini
tepat pada waktunya.
Dalam proses pencarian dan penyusunan
materi ini, ditemui banyak hambatan dan rintangan. Namun berkat bantuan dari
berbagai pihak seperti teman – teman, orang tua, dan juga guru, maka tugas ini
akhirnya selesai. Penyusun juga
menyadari bahwa “Makalah Minyak Bumi” ini jauh dari kata sempurna baik itu dari
segi isi sampai dengan tata bahasa, namun penyusun berharap “Makalah Minyak
Bumi” ini dapat berguna dalam menambah wawasan masyarakat.
Palopo, Mei 2015
Penyusun
Daftar Isi
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1 Pendahuluan
A.
Latar Belakang
B.
Tujuan Penulisan
BAB 2 Pembahasan
A.
Pengertian
Minyak Bumi
B.
Sejarah Minyak
Bumi
C.
Teori
Pembentukan Minyak Bumi
D.
Pembentukan
Minyak Bumi
E.
Komponen Minyak
Bumi
F.
Pengolahan
Minyak Bumi
G.
Kegunaan Minyak
Bumi dan Residunya
H.
Dampak Penggunaan
Minyak Bumi
I.
Bahan Pengganti
Minyak Bumi
BAB 3 Penutup
Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Minyak bumi adalah
cairan kental, berwarna coklat gelap atau kehijauan yang mudah terbakar dan
berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Dewasa ini minyak bumi
sangat berperan dalam aktivitas kita sehari hari. Ini disebabkan karena manfaat
dan kegunaanya yang sangat melimpah. Sebagai contoh bensin dan solar digunakan
sebagai bahan bakar kendaraan bermotor, gas alam atau yang lebih umum disebut
LPG dan kerosin merupakan bahan bakar
untuk memasak, aspal pun sebagai bahan baku pembuatan jalan juga berasal dari
minyak bumi dan pelumas untuk mengurangi gesekan serta berbagai kegunaan lain
dari minyak bumi
Dari pengertian diatas
kita bisa bayangkan bagaimana pentingnya minyak bumi dalam hidup kita di era
modern ini. Untuk itu, sebagai generasi masa depan dan tunas bangsa kita tidak
boleh hanya berpangku tangan untuk menikmati namun kita juga harus turut andil
dalam pengelolaannya minimal kita sebagai pelajar tahu apa sebenarnya minyak
bumi itu.
Oleh karena itu,
melalui makalah minyak bumi ini saya bermaksud untuk menuangkan segala hal
mengenai minyak agar kita tidak sekedar memakai namun juga memahami bagaiman
proses dan berbagi manfaat minyak bumi.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari Makalah Minyak Bumi
ini, yaitu :
1.
Sebagai syarat
dalam penuntasan nilai kimia dalam hal ini materi minyak bumi.
2.
Untuk mengetahui
dan mendalami pengetahuan terkait minyak bumi.
3.
Dapat mengetahui
dan memahami manfaat minyak bumi dalam kehidupan kita sehari – hari.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Minyak Bumi
Minyak
Bumi
(bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus – karang dan
oleum – minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan
kental, berwarna coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada
di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak Bumi terdiri dari
campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi
bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya. Minyak Bumi diambil
dari sumur minyak di pertambangan-pertambangan minyak. Lokasi sumur-sumur
minyak ini didapatkan setelah melalui proses studi geologi, analisis sedimen,
karakter dan struktur sumber, dan berbagai macam studi lainnya.Setelah itu,
minyak Bumi akan diproses di tempat pengilangan minyak dan dipisah-pisahkan
hasilnya berdasarkan titik didihnya sehingga menghasilkan berbagai macam bahan
bakar, mulai dari bensin dan minyak tanah sampai aspal dan berbagai reagen
kimia yang dibutuhkan untuk membuat plastik dan obat-obatan. Minyak Bumi
digunakan untuk memproduksi berbagai macam barang dan material yang dibutuhkan
manusia.
B. Sejarah Minyak Bumi
Minyak Bumi telah
digunakan oleh manusia sejak zaman kuno, dan sampai saat ini masih merupakan
komoditas yang penting. Minyak Bumi menjadi bahan bakar utama setelah
ditemukannya mesin pembakaran dalam, semakin majunya penerbangan komersial, dan
meningkatnya penggunaan plastik.
Lebih dari 4000 tahun
yang lalu, menurut Herodotus dan Diodorus Siculus, aspal telah digunakan
sebagai konstruksi dari tembok dan menara Babylon; ada banyak lubang-lubang
minyak di dekat Ardericca (dekat Babylon). Jumlah minyak yang besar ditemukan
di tepi Sungai Issus, salah satu anak sungai dari Sungai Eufrat. Tablet-tablet
dari Kerajaan Persia Kuno menunjukkan bahwa kebutuhan obat-obatan dan
penerangan untuk kalangan menengah-atas menggunakan minyak Bumi. Pada tahun
347, minyak diproduksi dari sumur yang digali dengan bambu di China.
Pada tahun 1850-an,
Ignacy Ćukasiewicz menemukan bagaimana proses untuk mendistilasi minyak tanah
dari minyak Bumi, sehingga memberikan alternatif yang lebih murah daripada
harus menggunakan minyak paus. Maka, dengan segera, pemakaian minyak Bumi untuk
keperluan penerangan melonjak drastis di Amerika Utara. Sumur minyak komersial
pertama di dunia yang digali terletak di Polandia pada tahun 1853. Pengeboran
minyak kemudian berkembang sangat cepat di banyak belahan dunia lainnya,
terutama saat Kerajaan Rusia berkuasa. Perusahaan Branobel yang berpusat di
Azerbaijan menguasai produksi minyak dunia pada akhir abad ke-19.
Tiga negara yang
memproduksi minyak terbanyak adalah Arab Saudi, Rusia, dan Amerika Serikat.
Sekitar 80 persen minyak dunia dihasilkan dari Timur Tengah, dengan 62,5
persennya berasal dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Irak, Qatar, dan Kuwait.
Pada tahun 1950-an,
biaya pengangkutan minyak menggunakan kapal tangker mencapai 33 persen dari
harga minyak di teluk Persia, tetapi pada saat pengembangan supertangker pada
tahun 1970-an, biaya pengangkutan menurun menjadi hanya 5 persen.
C. Teori
Pembentukan Minyak Bumi
1.
Teori Biogenesis (Organik)
Macquir
(Prancis, 1758) merupakan orang pertama yang pertama kali mengemukakan pendapat
bahwa minyak bumi berasal darri umbuh-tumbuhan. Kemudian M.W Lamanosow (Rusia,
1763) juga mengemukakan hal yang sama. Pendapat di atas juga didukun oleh
sarjana lain seperti, Nem Beery, Engler, Bruk, bearl, Hofer. Meeka mengatakan
bahwa ”minyak dan gas bumi berasal dari organisme laut yan telah mati
berjuta-juta tahun yang lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam perut bumi.”
Minyak bumi termasuk sumber daya alam yang tidak terbarukan.
Pembentukan
minyak bumi dimulai dan bangkai makhluk hidup laut kecil dan tumbuhan yang
mengendap di dasar laut dan tertutup lumpur. Semuanya membentuk fosil. Endapan
ini mendapat tekanan dan panas yang besar. Secara alami akan berubah menjadi
minyak bumi dan gas alam. Massa jenis air lebih besar sehingga minyak bumi akan
terdorong dan terapung. Kemudian minyak bumi bergerak dan mencari tempat yang
lebih baik untuk berhenti dan terperangkap dalam batuan yang kedap atau
kadang-kadang merembes keluar ke permukaan bumi. Hal ini dapat menjelaskan
mengapa minyak bumi juga disebut petroleum. (Petroleum berasal dan bahasa latin
petrus” artinya batuan dan “oleum” artinya minyak). Untuk rnemperoleh minyak
bumi atau petroleum dilakukan pengeboran. Pengeboran menjadi lebih mudah
dilakukan karena massa jenis minyak bumi lebih kecil daripada air. Hal ini
mengakibatkan minyak terapung di atas air.
Berdasarkan
teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk karena adanya kebocoran kecil yang
permanen dalam siklus karbon. Siklus karbon ini terjadi antara atmosfer dengan
permukaan bumi, yang digambarkan dengan dua panah dengan arah yang berlawanan,
di mana karbon diangkut dalam bentuk karbon dioksida (C02)(gambar
1.1). Pada arah pertama, karbon dioksida di atmosfir berasimilasi, artinya CO2
diekstrak dari atmosfir oleh organisme fotosintetik darat dan laut. Pada arah
yang kedua CO2 dibebaskan kembali ke atmosfir melalui respirasi makhluk hidup
(tumbuhan, hewan dan mikroorganisme).
Apabila
makhluk hidup tersebut mati, maka 99,9% senyawa karbon dari mahluk hidup akan
kembali mengalami siklus sebagai rantai makanan, sedangkan sisanya 0.1 %
senyawa karbon terjebak dalam tanah dan dalam sedimen. Inilah yang merupakan
cikal bakal senyawa-senyawa fosil atau dikenal juga sebagai embrio minyak bumi.
Embrio minyak bumi mengalami perpindahan dan akan menumpuk di salah satu yang
kemungkinan menjadi reservoar dan ada yang hanyut bersama aliran air sehingga
menumpuk di bawah dasar laut. Karena perbedaan tekanan di bawah laut, embrio
tersebut muncul ke permukaan lalu menumpuk di permukaan dan ada pula yang
terendapkan di permukaan laut dalam yang arusnya kecil.
2.
Teori Abiogenesis (Anorganik)
Barth Barthelot (1866)
mengemukakan di dalam minyak bumi terdapat logam alkali, yang dalam keadaan
bebas dengan temperatur tingi akan bersentuhan denagn C02 membentuk asitilena. Kemudian Mendeleyev (1877)
mengemukakan bahwa minyak bumi tebentuk akibat adanya pengauh kerja uap pada
kabida-karbida logam di dalm bumi. Yang lebih ekstrim lagi adalah pernyataan
beberapa ahli yang mengemukakan bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak zamn
prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan besamaan dengan proses terbentuknya
bumi.
3.
Teori Duplex
Teori
Duplex merupakan perpaduan dari Teori Biogenetik dan Teori Anorganik. Teori
Duplex yang banyak diterima oleh kalangan luas, menjelaskan bahwa minyak dan
gas bumi berasal dari berbagai jenis organisme laut baik hewani maupun nabati.
Diperkirakan bahwa minyak bumi berasal dari materi hewani dan gas bumi berasal
dari materi nabati.
Akibat
pengaruh waktu, temperatur, dan tekanan, maka endapan Lumpur berubah menjadi batuan
sedimen. Batuan lunak yang berasal dari Lumpur yang mengandung bintik-bintik
minyak dikenal sebagai batuan induk (Source Rock). Selanjutnya minyak dan gas
ini akan bermigrasi menuju tempat yang bertekanan lebih rendah dan akhirnya
terakumulasi di tempat tertentu yang disebut dengan perangkap (Trap).
Dalam
suatu perangkap (Trap) dapat mengandung (1) minyak, gas, dan air, (2) minyak
dan air, (3) gas dan air. Jika gas terdapat bersama-sama dengan minyak bumi
disebut dengan Associated Gas. Sedangkan jika gas terdapat sendiri dalam suatu
perangkap disebut Non Associated Gas. Karena perbedaan berat jenis, maka gas
selalu berada di atas, minyak di tengah, dan air di bagian bawah. Karena proses
pembentukan minyak bumi memerlukan waktu yang lama, maka minyak bumi
digolongkan sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui (unrenewable).
D..PEMBENTUKAN
MINYAK BUMI
Minyak bumi
terbentuk dari penguraian senyawa-senyawa organik dari jasad mikroorganisme
jutaan tahun yang lalu di dasar laut atau di darat. Sisa-sisa tumbuhan dan
hewan tersebut tertimbun oleh endapan pasir, lumpur, dan zat-zat lain selama
jutaan tahun dan mendapat tekanan serta panas bumi secara alami. Bersamaan
dengan proses tersebut, bakteri pengurai merombak senyawa-senyawa kompleks dalam
jasad organik menjadi senyawa-senyawa hidrokarbon. Proses penguraian ini
berlangsung sangat lamban sehingga untuk membentuk minyak bumi dibutuhkan waktu
yang sangat lama. Itulah sebabnya minyak bumi termasuk sumber daya alam yang
tidak dapat diperbarui, sehingga dibutuhkan kebijaksanaan dalam eksplorasi dan
pemakaiannya.
Hasil peruraian yang berbentuk cair akan menjadi
minyak bumi dan yang berwujud gas menjadi gas alam. Untuk mendapatkan minyak
bumi ini dapat dilakukan dengan pengeboran. Beberapa bagian jasad renik
mengandung minyak dan lilin. Minyak dan lilin ini dapat bertahan lama di dalam
perut bumi. Bagian-bagian tersebut akan membentuk bintik-bintik, warnanya pun
berubah menjadi cokelat tua. Bintink-bintik itu akan tersimpan di dalam lumpur
dan mengeras karena terkena tekanan bumi. Lumpur tersebut berubah menjadi
batuan dan terkubur semakin dalam di dalam perut bumi. Tekanan dan panas bumi
secara alami akan mengenai batuan lumpur sehingga mengakibatkan batuan lumpur
menjadi panas dan bintin-bintik di dalam batuan mulai mengeluarkan minyak
kental yang pekat. Semakin dalam batuan terkabur di perut bumi, minyak yang
dihasilkan akan semakin banyak. Pada saat batuan lumpur mendidih, minyak yang
dikeluarkan berupa minyak cair yang bersifat encer, dan saat suhunya sangat
tinggi akan dihasilkan gas alam. Gas alam ini sebagian besar berupa metana.
Sementara itu, saat lempeng kulit bumi bergerak,
minyak yang terbentuk di berbagai tempat akan bergerak. Minyak bumi yang
terbentuk akan terkumpul dalam pori-pori batu pasir atau batu kapur. Oleh
karena adanya gaya kapiler dan tekanan di perut bumi lebih besar dibandingkan
dengan tekanan di permukaan bumi, minyak bumi akan bergerak ke atas. Apabila
gerak ke atas minyak bumi ini terhalang oleh batuan yang kedap cairan atau
batuan tidak berpori, minyak akan terperangkap dalam batuan tersebut. Oleh
karena itu, minyak bumi juga disebut petroleum. Petroleum berasal dari
bahasa Latin, petrus artinya batu dan oleum yang artinya minyak.
Daerah di dalam lapisan tanah yang
kedap air tempat terkumpulnya minyak bumi disebut cekungan atau antiklinal.
Lapisan paling bawah dari cekungan ini berupa air tawar atau air asin,
sedangkan lapisan di atasnya berupa minyak bumi bercampur gas alam. Gas alam
berada di lapisan atas minyak bumi karena massa jenisnya lebih ringan daripada
massa jenis minyak bumi. Apabila akumulasi minyak bumi di suatu cekungan cukup
banyak dan secara komersial menguntungkan, minyak bumi tersebut diambil dengan
cara pengeboran. Minyak bumi diambil dari sumur minyak yang ada di
pertambangan-pertambangan minyak. Lokasi-lokasi sumur-sumur minyak diperoleh
setelah melalui proses studi geologi analisis sedimen karakter dan struktur
sumber.
Berikut adalah langkah-langkah
proses pembentukan minyak bumi beserta gamar ilustrasi:
1.
Ganggang hidup di danau tawar (juga di laut).
Mengumpulkan energi dari matahari dengan fotosintesis.
2. Setelah
ganggang-ganggang ini mati, maka akan terendapkan di dasar cekungan sedimen dan
membentuk batuan induk (source rock). Batuan induk adalah batuan yang
mengandung karbon (High Total Organic Carbon). Batuan ini bisa batuan
hasil pengendapan di danau, di delta, maupun di dasar laut. Proses pembentukan
karbon dari ganggang menjadi batuan induk ini sangat spesifik. Itulah sebabnya
tidak semua cekungan sedimen akan mengandung minyak atau gas bumi. Jika karbon
ini teroksidasi maka akan terurai dan bahkan menjadi rantai karbon yang tidak
mungkin dimasak.
3.
Batuan induk akan terkubur di bawah batuan-batuan
lainnya yang berlangsung selama jutaan tahun. Proses pengendapan ini
berlangsung terus menerus. Salah satu batuan yang menimbun batuan induk adalah
batuan reservoir atau batuan sarang. Batuan sarang adalah batu pasir,
batu gamping, atau batuan vulkanik yang tertimbun dan terdapat ruang berpori-pori
di dalamnya. Jika daerah ini terus tenggelam dan terus ditumpuki oleh
batuan-batuan lain di atasnya, maka batuan yang mengandung karbon ini akan
terpanaskan. Semakin kedalam atau masuk amblas ke bumi, maka suhunya akan
bertambah. Minyak terbentuk pada suhu antara 50 sampai 180 derajat Celsius.
Tetapi puncak atau kematangan terbagus akan tercapai bila suhunya mencapat 100
derajat Celsius. Ketika suhu terus bertambah karena cekungan itu semakin turun
dalam yang juga diikuti penambahan batuan penimbun, maka suhu tinggi ini akan
memasak karbon yang ada menjadi gas.
4.
Karbon terkena panas dan bereaksi dengan hidrogen
membentuk hidrokarbon. Minyak yang dihasilkan oleh batuan induk yang telah
matang ini berupa minyak mentah. Walaupun berupa cairan, ciri fisik minyak bumi
mentah berbeda dengan air. Salah satunya yang terpenting adalah berat jenis dan
kekentalan. Kekentalan minyak bumi mentah lebih tinggi dari air, namun berat
jenis minyak bumi mentah lebih kecil dari air. Minyak bumi yang memiliki berat
jenis lebih rendah dari air cenderung akan pergi ke atas. Ketika minyak
tertahan oleh sebuah bentuk batuan yang menyerupai mangkok terbalik, maka
minyak ini
akan tertangkap dan siap ditambang.
E.
Komponen Minyak Bumi
Penampakan fisik minyak bumi sangat
beragam, tergantung dari komposisinya. Pada umumnya, minyak bumi yang baru
dihasilkan dari sumur pengeboran berupa lumpur berwarna hitam atau cokelat
gelap, meskipun ada juga minyak bumi yang berwarna kekuningan, kemerahan, atau
kehijauan. Minyak hasil pengeboran ini disebut minyak mentah (crude oil).
1.
Komposisi Hidrokarbon pada Minyak
Bumi
Minyak bumi tersusun dari senyawa
hidrokarbon yang berbeda-beda. Perbedaan ini tergantung dari faktor umur, suhu
pembentukan, dan cara pembentukan. Minyak dari Indonesia mengandung banyak
senyawa aromatik seperti benzena, sedangkan minyak bumi dari Rusia mengandung
banyak senyawa sikloalkana seperti sikloheksana. Berdasarkan hasil analisis
yang telah dilakukan, diketahui bahwa dalam minyak bumi terdiri atas
bermacam-macam senyawa hidrokarbon. Senyawa-senyawa hidrokarbon tersebut
sebagai berikut.
1.1
Alkana
Golongan alkanan yang banyak terdapat dalam
minyak bumi adalah n-alkana dan isoalkana. n-alkana adalah alkana jenuh
berantai lurus dan tidak bercabang, contoh n-oktana.
Isoalkana adalah alkana jenuh yang rantai induknya mempunyai atom
C tersier dan bercabang, contoh isooktana.
Alkana disebut juga parafin. Parafin adalah senyawa hidrokarbon
tersatuasi yang mengandung rantai lurus atau bercabang yang molekulnya hanya
terdiri atas atom karbon (C) dan hidrogen (H).
1.2 Sikloalkana
Sikloalkana
juga dikenal dengan nama naptena. Naptena adalah senyawa hidrokarbon
tersaturasi yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap pada karbonnya.
Naptena memiliki rumus umum CnH2n dan mempunyai ciri-ciri
mirip alkana tetapi mempunyai titik didih yang lebih tinggi.
1.3 Hidrokarbon
Aromatik
Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon yang
tidak tersaturasi, memiliki satu atau lebih cincin planar karbon-6 atau cincin
benzena. Pada struktur ini, atom hidrogen berikatan dengan atom karbon dengan
rumus umum CnHn. Jika hidrokarbon aromatik dibakar, akan
menimbulkan asap hitam pekat dan beberapa bersifat karsinogen (menyebabkan
kanker). Senyawa hidrokarbon aromatik yang terdapat dalam minyak bumi adalah
senyawa benzena, contoh etil benzena.
2.
Kandungan Unsur Kimia dalam Minyak Bumi
Secara umum, komponen minyak bumi
terdiri atas lima unsur kimia, yaitu 83-87% karbon, 10-14% hidrogen, 0,05-6%
belerang, 0,05-1,5% oksigen, 0,1-2% nitrogen, dan < 0,1% unsur-unsur logam.
2.1 Sulfur (Belerang)
Minyak
mentah mempunyai kandungan belerang yang lebih tinggi. Keberadaan belerang
dalam minyak bumi sering banyak menimbulkan akibat, misalnya dalam gasoline
dapat menyebabkan korosi (khususnya dalam keadaan dingin atau basah), karena
terbentuknya asam yang dihasilkan dari oksida sulfur (sebagai hasil pembakaran
gasoline) dan air.
2.2
Oksigen
Oksigen
dapat terbentuk karena kontak yang cukup lama antara minyak bumi dengan
atmosfer di udara. Kandungan total oksigen dalam minyak bumi adalah antara 0,05
sampai 1,5 persen dan menaik dengan naiknya titik didih fraksi. Kandungan
oksigen bisa menaik apabila produk itu terlalu lama berhubungan dengan udara.
Senyawa yang terbentuk dapat berupa:
alkohol, keton, eter, dll, sehingga dapat menimbulkan sifat asam pada minyak
bumi. Oksigen dapat meningkatkan titik didih bahan bakar.
2.3.
Nitrogen
Umumnya
kandungan nitrogen dalam minyak bumi sangat rendah, yaitu 0,1-2%. Kandungan
tertinggi terdapat pada tipe asphalitik. Nitrogen mempunyai sifat racun
terhadap katalis dan dapat membentuk gum (getah) pada fuel oil.
Kandungan nitrogen terbanyak terdapat pada fraksi titik didih tinggi.
2.4.
Unsur-Unsur Logam
Logam-logam
seperti besi, tembaga, terutama nikel dan vanadium pada proses catalytic
cracking mempengaruhi aktifitas katalis, sebab dapat menurunkan produk
gasoline, menghasilkan banyak gas, dan pembentukkan coke. Pada power generator
temperatur tinggi, misalnya oil-fired gas turbine, adanya konstituen logam
terutama vanadium dapat membentuk kerak pada rotor turbine. Abu yang dihasilkan
dari pembakaran fuel yang mengandung natrium dan terutama vanadium dapat
bereaksi dengan refactory furnace (bata tahan api), menyebabkan turunnya titik
lebur campuran sehingga merusakkan refractory itu.
3. Komposisi Molekul Hidrokarbon dalam Minyak Bumi
Golongan
hidrokarbon-hidrokarbon yang utama adalah parafin, naptena, aspaltena, dan
aromatik. Komposisi molekul hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi
berdasarkan beratnya adalah sebagai berikut:
No.
|
Hidrokarbon
|
Rata-Rata
|
Rentang
|
1.
|
Naptena
|
49%
|
30-60%
|
2.
|
Parafin
|
30%
|
15-60%
|
3.
|
Aromatik
|
15%
|
3-30%
|
4.
|
Aspaltena
|
6%
|
sisa-sisa
|
Berdasarkan komponen terbanyak dalam minyak bumi,
minyak bumi dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu parafin, naftalena, dan
campuran parafin-naftalena.
3.1 Minyak
Bumi Golongan Parafin
Sebagian besar komponen dalam minyak bumi
jenis parafin adalah senyawa hidrokarbon rantai terbuka. Minyak bumi jenis ini
dimanfaatkan untuk bahan bakar karena merupakan sumber penghasil gasolin.
3.2 Minyak
Bumi Golongan Naftalena
Komponen terbesar dalam minyak bumi jenis
naftalena berupa senyawa hidrokarbon rantai siklis atau rantai tertutup. Minyak
bumi jenis ini digunakan untuk pengeras jalan dan pelumas.
3.3 Minyak
Bumi Golongan Campuran Parafin-Naftalena
Minyak bumi golongan ini
komponen penyusunnya berupa senyawa hidrokarbon rantai terbuka dan rantai
tertutup.
F. PENGOLAHAN MINYAK BUMI
1.
Destilasi
Destilasi adalah
pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya. Dalam
hal ini adalah destilasi fraksinasi. Mula-mula minyak mentah dipanaskan dalam
aliran pipa dalam furnace (tanur) sampai dengan suhu ± 370°C. Minyak mentah
yang sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada
bagian flash chamber (biasanya berada pada sepertiga bagian bawah kolom
fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan
dengan steam (uap air panas dan bertekanan tinggi).
Minyak mentah yang menguap pada proses
destilasi ini naik ke bagian atas kolom dan selanjutnya terkondensasi pada suhu
yang berbeda-beda. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa
cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan
menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup
gelembung. Makin ke atas, suhu yang terdapat dalam kolom fraksionasi tersebut
makin rendah, sehingga setiap kali komponen dengan titik didih lebih tinggi
akan terpisah, sedangkan komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke
bagian yang lebih atas lagi. Demikian selanjutnya sehingga komponen yang
mencapai puncak adalah komponen yang pada suhu kamar berupa gas. Komponen yang
berupa gas ini disebut gas petroleum, kemudian dicairkan dan disebut LPG
(Liquified Petroleum Gas). Fraksi minyak
mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu minyak bumi meliputi parafin,
lilin, dan aspal. Residu-residu ini memiliki rantai karbon sejumlah lebih dari
20.
Fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang
titik didihnya antara
lain sebagai berikut :
1. Residu
Saat pertama kali
minyak bumi masuk ke dalam menara distilasi, minyak bumi akan dipanaskan dalam
suhu diatas 500oC. Residu tidak menguap dan digunakan sebagai bahan
baku aspal, bahan pelapis antibocor, dan bahan bakar boiler (mesin pembangkit
uap panas). Bagian minyak bumi yang menguap akan naik ke atas dan kembali
diolah menjadi fraksi minyak bumi lainnya.
Aspal
digunakan untuk melapisi permukaan jalan. Kandungan utama aspal adalah senyawa
karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik, dan aromatik yang mempunyai atom karbon
sampai 150 per molekul. Unsur-unsur selain hidrogen dan karbon yang juga
menyusun aspal adalah nitrogen, oksigen, belerang, dan beberapa unsur lain.
Secara kuantitatif, biasanya 80% massa aspal adalah karbon, 10% hidrogen, 6%
belerang, dan sisanya oksigen dan nitrogen, serta sejumlah renik besi, nikel,
dan vanadium.
2. Oli
Oli adalah pelumas
kendaraan bermotor untuk mencegak karat dan mengurangi gesekan. Oli dihasilkan
dari hasil distilasi minyak bumi pada suhu antara 350-500oC. Itu
dikarenakan oli tidak dapat menguap di antara suhu tersebut. Kemudian, bagian
minyak bumi yang lainnya akan menguap dan menuju ke atas untuk diolah kembali.
3. Solar
Solar adalah bahan
bakar mesin diesel. Solar adalah hasil dari pemanasan minyak bumi antara
250-340oC. Solar tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian
minyak bumi lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah kembali.
Umumnya, solar
mengandung belerang dengan kadar yang cukup tinggi. Kualitas minyak solar
dinyatakan dengan bilangan setana. Angka setana adalah tolak ukur kemudahan
menyala atau terbakarnya suatu bahan bakar di dalam mesin diesel. Saat ini, Pertamina
telah memproduksi bahan bakar solar ramah lingkungan dengan merek dagang
Pertamina DEX© (Diesel Environment Extra). Angka setana DEX
dirancang memiliki angka setana minimal 53 sementara produk solar yang ada di
pasaran adalah 48. Bahan bakar ramah lingkungan tersebut memiliki kandungan
sulfur maksimum 300 ppm atau jauh lebih rendah dibandingkan solar di pasaran
yang kandungan sulfur maksimumnya mencapai 5.000 ppm.
4. Kerosin
dan Avtur
Kerosin (minyak
tanah) adalah bahan bakar kompor minyak. Avtur adalah bahan bakar pesawat
terbang bermesin jet. Kerosin dan avtur dihasilkan dari pemanasan minyak bumi
pada suhu antara 170-250oC. Kerosin dan avtur tidak dapat menguap
pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi lainnya akan terbawa ke atas untuk
diolah kembali.
Kerosin adalah
cairan hidrokarbon yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Kerosin yang
digunakan sebagai bahan bakar kompor minyak disebut minyak tanah, sedangkan
untuk bahan bakar pesawat disebut avtur.
5. Nafta
Nafta adalah bahan
baku industri petrokimia. Nafta dihasilkan dari pemanasan minyak bumi pada suhu
antara 70-170oC. Nafta tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan
bagian minyak bumi lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah kembali.
6. Petroleum
Eter dan Bensin
Petroleum
eter adalah bahan pelarut dan untuk laundry. Bensin pada umumnya adalah bahan
bakar kendaraan bermotor. Petroleum eter dan bensin dihasilkan dari pemanasan
minyak bumi pada suhu antara 35-75oC. Petroleum eter dan bensin
tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi lainnya akan
terbawa ke atas untuk diolah kembali.
Bensin akhir-akhir
ini menjadi perhatian utama karena pemakaiannya untuk bahan bakar kendaraan
bermotor sering menimbulkan masalah. Kualitas bensin ditentukan oleh bilangan
oktan, yaitu bilangan yang menunjukkan jumlah isooktan dalam bensin. Bilangan
oktan adalah ukuran kemampuan bahan bakar mengatasi ketukan ketika terbakar
dalam mesin.
Bensin
merupakan fraksi minyak bumi yang mengandung senyawa n-heptana dan isooktan.
Misalnya bensin Premium (salah satu produk bensin Pertamina) yang beredar di
pasaran dengan bilangan oktan 80 berarti bensin tersebut mengandung 80%
isooktan dan 20% n-heptana. Bensin super mempunyai bilangan oktan 98 berarti
mengandung 98% isooktan dan 2% n-heptana. Pertamina meluncurkan produk bensin
ke pasaran dengan 3 nama, yaitu: Premium dengan bilangan oktan 80-88, Pertamax
dengan bilangan oktan 91-92, dan Pertamax Plus dengan bilangan oktan 95.
Penambahan
zat antiketikan pada bensin bertujuan untuk memperlambat pembakaran bahan bakar.
Untuk menaikkan bilangan oktan antara lain dengan ditambahkan MTBE (Metyl
Tertier Butil Eter), tersier butil alkohol, benzena, atau etanol. Penambahan
zat aditif Etilfluid yang merupakan campuran 65% TEL (Tetra Etil Lead/Tetra
Etil Timbal), 25% 1,2-dibromoetana dan 10% 1,2-dikloro etana sudah ditinggalkan
karena menimbulkan dampak pencemaran timbal ke udara. Timbal (Pb) bersifat
racun yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti pusing, anemia, bahkan
kerusakan otak. Anemia terjadi karena ion Pb2+ bereaksi dengan gugus
sulfhidril (-SH) dari protein sehingga menghambat kerja enzim untuk biosintesis
hemoglobin.
7. Gas
Petroleum Gas)
yaitu bahan bakar kompor gas. Supaya gas dapat disimpan dalam tempat yang lebih
kecil, gas didinginkan pada suhu antara -160 sampai -40oC supaya
dapat berwujud cair.
Sebenarnya, senyawa
alkana yang terkandung dalam LPG berwujud gas pada suhu kamar. LPG dibuat dalam
bentuk gas untuk berat yang sama. Wujud gas LPG diubah menjadi cair dengan cara
menambah tekanan dan menurunkan suhunya.
Fraksi-fraksi
minyak bumi dari proses destilasi bertingkat belum memiliki kualitas yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga perlu pengolahan lebih lanjut yang
meliputi proses cracking, reforming, polimerisasi, treating, dan
blending.
2. CRACKING
Setelah melalui
tahap destilasi, masing-masing fraksi yang dihasilkan dimurnikan
(refinery)
Cracking adalah penguraian molekul-molekul senyawa
hidrokarbon yang besar
menjadi
molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang kecil. Contoh cracking ini adalah pada
pengolahan minyak solar atau minyak tanah menjadi bensin. Proses ini terutama
ditujukan untuk memperbaiki kualitas dan perolehan gasolin (bensin). Kualitas
gasolin sangat ditentukan oleh sifat anti knock dinyatakan dalam bilangan
oktan. Bilangan oktan 100 diberikan pada isooktan (2,2,4 trimetil pentana) yang
mempunyai sifat anti knocking yang istimewa, dan bilangan oktan 0 diberikan
pada n-heptana yang mempunyai sifat anti knock yang buruk. Gasolin yang
dipengaruhi oleh beberapa struktur molekul hidrokarbon.
Terdapat 3 cara proses cracking, yaitu
:
2.1 Cara
panas (thermal cracking), yaitu dengan
penggunaan suhu tinggi dan tekanan
yang rendah.
Contoh
reaksi-reaksi pada proses cracking adalah sebagai berikut :
2.2 Cara katalis (catalytic cracking),
yaitu dengan penggunaan katalis. Katalis yang digunakan biasanya SiO2 atau
Al2O3 bauksit. Reaksi dari perengkahan katalitik melalui mekanisme perengkahan
ion karbonium. Mula-mula katalis karena bersifat asam menambahkna proton ke
molekul olevin atau menarik ion hidrida dari alkana sehingga menyebabkan
terbentuknya ion karbonium :
2.3 Hidrocracking
merupakan kombinasi antara perengkahan dan hidrogenasi untuk menghasilkan
senyawa yang jenuh. Reaksi tersebut dilakukan pada tekanan tinggi. Keuntungan
lain dari Hidrocracking ini adalah bahwa belerang yang terkandung dalam minyak
diubah menjadi hidrogen sulfida yang kemudian dipisahkan.
3.
Reforming
Reforming
adalah perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik (rantai
karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang).
Kedua jenis bensin ini memiliki rumus molekul yang sama bentuk strukturnya yang
berbeda. Oleh karena itu, proses ini juga disebut isomerisasi. Reforming
dilakukan dengan menggunakan katalis dan pemanasan.
Contoh reforming adalah sebagai berikut
:
Reforming juga dapat merupakan
pengubahan struktur molekul dari hidrokarbon parafin menjadi senyawa aromatik
dengan bilangan oktan tinggi. Pada proses ini digunakan katalis molibdenum
oksida dalam Al2O3 atau platina dalam lempung.Contoh reaksinya :
4. Alkilasi
dan Polimerisasi
Alkilasi merupakan
penambahan jumlah atom dalam molekul menjadi molekul yang lebih panjang dan bercabang.
Dalam proses ini menggunakan katalis asam kuat seperti H2SO4, HCl, AlCl3 (suatu
asam kuat Lewis). Reaksi secara umum adalah sebagai berikut:
Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul
kecil menjadi molekul besar. Reaksi umumnya adalah sebagai
berikut :
Contoh
polimerisasi yaitu penggabungan senyawa isobutena dengan senyawa isobutana
menghasilkan bensin berkualitas tinggi, yaitu isooktana.
5. Treating
Treating
adalah pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan pengotor-pengotornya.
Cara-cara proses treating adalah sebagai berikut :
Copper
sweetening dan doctor treating, yaitu proses penghilangan pengotor yang dapat
menimbulkan bau yang tidak sedap.
·
Acid treatment, yaitu proses
penghilangan lumpur dan perbaikan warna.
·
Dewaxing yaitu proses penghilangan wax
(n parafin) dengan berat molekul tinggi dari fraksi minyak pelumas untuk
menghasillkan minyak pelumas dengan pour point yang rendah.
·
Deasphalting yaitu penghilangan aspal
dari fraksi yang digunakan untuk minyak pelumas
·
Desulfurizing (desulfurisasi), yaitu
proses penghilangan unsur belerang.
Sulfur merupakan senyawa yang secara alami
terkandung dalam minyak bumi atau gas, namun keberadaannya tidak dinginkan
karena dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk di antaranya korosi pada
peralatan proses, meracuni katalis dalam proses pengolahan, bau yang kurang
sedap, atau produk samping pembakaran berupa gas buang yang beracun (sulfur
dioksida, SO2) dan menimbulkan polusi udara serta hujan asam. Berbagai upaya
dilakukan untuk menyingkirkan senyawa sulfur dari minyak bumi, antara lain
menggunakan proses oksidasi, adsorpsi selektif, ekstraksi, hydrotreating, dan
lain-lain. Sulfur yang disingkirkan dari minyak bumi ini kemudian diambil
kembali sebagai sulfur elemental.
Desulfurisasi merupakan proses yang digunakan untuk
menyingkirkan senyawa sulfur dari minyak bumi. Pada dasarnya terdapat 2 cara
desulfurisasi, yaitu dengan :
1. Ekstraksi
menggunakan pelarut, dan
2. Dekomposisi
senyawa sulfur (umumnya terkandung dalam minyak bumi dalam bentuk senyawa
merkaptan, sulfida dan disulfida) secara katalitik dengan proses hidrogenasi
selektif menjadi hidrogen sulfida (H2S) dan senyawa hidrokarbon asal dari
senyawa belerang tersebut. Hidrogen sulfida yang dihasilkan dari dekomposisi
senyawa sulfur tersebut kemudian dipisahkan dengan cara fraksinasi atau
pencucian/pelucutan.
6.
Blending
Proses blending adalah penambahan
bahan-bahan aditif kedalam fraksi minyak bumi dalam rangka untuk meningkatkan
kualitas produk tersebut. Bensin yang memiliki berbagai persyaratan kualitas
merupakan contoh hasil minyak bumi yang paling banyak digunakan di barbagai
negara dengan berbagai variasi cuaca. Untuk memenuhi kualitas bensin yang baik,
terdapat sekitar 22 bahan pencampur yang dapat ditambanhkan pada proses
pengolahannya.
Diantara bahan-bahan pencampur yang terkenal adalah
tetra ethyl lead (TEL). TEL berfungsi menaikkan bilangan oktan bensin. Demikian
pula halnya dengan pelumas, agar diperoleh kualitas yang baik maka pada proses
pengolahan diperlukan penambahan zat aditif. Penambahan TEL dapat meningkatkan
bilangan oktan, tetapi dapat menimbulkan pencemaran udara
G. Kegunaan Minyak Bumi Dan Residunya
Minyak bumi memiliki
banyak kegunaan, antara lain sebagai berikut :
1. Bahan
bakar gas
Terdapat dua jenis gas alam dalam bentuk
cair yang dapat digunakan sebagai bahan bakar, yaitu :
a. Liquified
Natural Gas (LNG)
LNG dikenal juga sebagai rawa yang
terdiri atas 90% metana dan 10% etana,
b. Liquified
Petroleum Gas (LPG)
LPG sehari – hari dikenal sebagai gas
elpiji yang memiliki komponen utama propana
(C3H8) dan butana (C4H10).
Bahan
bakar gas umum digunakan untuk keperluan rumah tangga dan industri. Penggunaan
bahan bakar gas bagi kendaraan bermotor yang bertujuan menekan pencemaran
udara. Selain itu, gas alam juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik
dan pembuatan zat aditif bensin.
2. Pelarut
dalam industri. Contohnya potreleum eter.
3. Bahan
bakar kendaraan bermotor. Contohnya bensin dan solar.
4. Bahan
bakar dalam rumah tangga dan bahan baku pembuatan bensin. Contohnya : kerosin
atau minyak tanah.
5. Bahan
bakar untuk mesin diesel (pada kendaraan seperti bus, truk, kereta api, dan
traktor) dan bahan baku pembuatan bensin.
6. Minyak
Pelumas digunakan untuk pelumasan atau lubrikasi mesin – mesin.
7. Bahan
pembuatan sabun dan detergen.
8. Residu
minyak bumi terdiri atas :
·
Parafin digunakan untuk pembuatan obat –
obatan, kosmetik dan lilin.
·
Aspal digunakan sebagai pengeras jalan
raya.
H. Dampak
Penggunaan Minyak Bumi
Karena
minyak Bumi adalah substansi yang berasal dari alam, maka kehadirannya di
lingkungan tidak perlu berasal dari aktivitas rutin atau kesalahan manusia
(Misalnya dari pengeboran, ekstraksi, pengilangan, dan pembakaran). Fenomena
alam seperti perembesan minyak dan tarpit adalah bukti bahwa minyak Bumi bisa
ada secara natural.
1. Pemanasan
global
Ketika
dibakar, maka minyak Bumi akan menghasilkan karbon dioksida, salah satu gas
rumah kaca. Bersamaan dengan pembakaran batu bara, pembakaran minyak Bumi
adalah penyumbang bertambahnya CO2 di atmosfer. Jumlah CO2ini
meningkat dengan cepat di udara semenjak adanya revolusi industri, sehingga
saat ini levelnya mencapai lebih dari 380ppmv, dari sebelumnya yang hanya
180-300ppmv, sehingga muncullah pemanasan global.
2. Ekstraksi
Ekstraksi
minyak adalah proses pemindahan minyak dari sumur minyak. Minyak Bumi biasanya
diangkat ke Bumi dalam bentuk emulsi minyak-air, dan digunakan senyawa kimia
khusus yang namanya demulsifier untuk memisahkan air dan minyaknya. Ekstraksi
minyak ongkosnya mahal dan terkadang merusak lingkungan. Eksplorasi dan
ekstraksi minyak lepas pantai akan mengganggu keseimbangan lingkungan di
lautan.
3. Pencemaran
Air
Eksploitasi
miyak bumi dengan menggunakan kapal tangker, tidak menutup kemungkinan adanya
kebocoran pada kapal tangker tersebut. Karena kapal tangker itu bocor, maka
minyak mentah yang ada di dalamnya akan keluar dan jatuh keair sehingga
mengakibatkan pencemaran air.
Sumber
energi alternatif mulai populer di seluruh dunia, menggantikan sumber energi
fosil yang perlahan-lahan mulai habis. Berdasarkan kebijakan Amerika Serikat
tentang sumber energi, ada delapan sumber energi alternatif yang berpotensi
untuk menggantikan peran minyak dan gas.
1.
Ethanol
Merupakan
bahan bakar yang berbasis alkohol dari fermentasi tanaman, seperti jagung dan
gandum. Bahan bakar ini dapat dicampur dengan bensin untuk meningkatkan kadar
oktan dan kualitas emisi. Namun, ethanol memiliki dampak negatif terhadap harga
pangan dan ketersediannya.
2.
Gas Alam
Gas
alam sudah banyak digunakan di berbagai negara yang biasanya untuk bidang
properti dan bisnis. Jika digunakan untuk kendaraan, emisi yang dikeluarkan
akan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan minyak.
3.
Listrik
Listrik
dapat digunakan sebagai bahan bakar transportasi, seperti baterai. Tenaga
listrik dapat diisi ulang dan disimpan dalam baterai. Bahan bakar ini
menghasilkan tenaga tanpa ada pembakaran ataupun polusi, namun sebagian dari
sumber tenaga ini masih tercipta dari batu bara dan meninggalkan gas karbon.
4.
Hidrogen
Hidrogen dapat
dicampur dengan gas alam dan menciptakan bahan bakar untuk kendaraan. Hidrogen
juga digunakan pada kendaraan yang menggunakan listrik sebagai bahan bakarnya.
Walaupun begitu, harga untuk penggunaan hidrogen masih relatif mahal.
5.
Propana
Propana
atau yang biasa dikenal dengan LPG merupakan produk dari pengolahan gas alam
dan minyak mentah. Sumber tenaga ini sudah banyak digunakan sebagai bahan
bakar. Propana menghasilkan emisi lebih sedikit dibandingkan bensin, namun
penciptaan metananya lebih buruk 21 kali lipat.
6.
Biodiesel
Biodiesel
merupakan energi yang berasal dari tumbuhan atau lemak binatang. Mesin
kendaraan dapat menggunakan biodiesel yang masih murni, maupun biodiesel yang
telah dicampur dengan minyak. Biodiesel mengurangi polusi yang ada, akan tetapi
terbatasnya produk dan infrastruktur menjadi masalah pada sumber energi ini.
7.
Methanol
Methanol yang juga
dikenal sebagai alkohol kayu dapat menjadi energi alternatif pada kendaraan.
Methanol dapat menjadi energi alternatif yang penting di masa depan karena
hidrogen yang dihasilkan dapat menjadi energi juga. Namun, sekarang ini
produsen kendaraan tidak lagi menggunakan methanol sebagai bahan bakar.
8.
P-Series
P-series merupakan
gabungan dari ethanol, gas alam, dan metyhltetrahydrofuran (MeTHF). P-series
sangat efektif dan efisien karena oktan yang terkandung cukup tinggi.
Penggunaannya pun sangat mudah jika ingin dicampurkan tanpa ada proses dengan
teknologi lain. Akan tetapi, hingga sekarang belum ada produsen kendaraan yang
menciptakan kendaraan dengan bahan bakar fleksibel.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Minyak bumi adalah cairan kental, berwarna coklat
gelap atau kehijauan yang mudah terbakar dan berada di lapisan atas dari beberapa
area di kerak bumi. Minyak Bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai
hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan,
komposisi, dan kemurniannya. Minyak Bumi ini diambil dari sumur minyak di
pertambangan-pertambangan minyak.
Seiring
dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, maka pemanfaatan dan
penggunaan minyak bumi semakin penting dimulai dari peran minyak bumi sebagai
bahan bakar rumah tangga, bahan bakar kendaraan bermotor ataupun umum sampai
dengan penggunaan dalam industri. Namun minyak bumi tidak hanya bermanfaat
namun juga berdampak negatif bagi lingkungan seperti terjadinya pemanasan
global akibat pembakaran minyak bumi, eksplorasi dan ekstraksi minyak lepas
pantai yang akan mengganggu keseimbangan
lingkungan di lautan, dan pencemaran air. Selain itu, minyak bumi yang berasal
dari fosil – fosil ini berlahan – lahan mulai habis.
Untuk itu, diperlukan pengandalian
terhadap penggunaan minyak bumi bukan saja untuk meminimalisir dampak negatif
namun juga untuk penghematan akan minyak bumi yang dapat dilakukan dengan
penggantian bahan minyak bumi dengan bahan lain yang lebih ramah lingkungan dan
ketersediannya melimpah di alam, dan harus ada kesadaran dalam masyarakat untuk
menghemat penggunaan barang yang berhubungan dengan minyak bumi.
DAFTAR PUSTAKA
Sunardi.2009. Kimia Bilingual untuk SMA/MA Kelas X
Semester 1 dan 2. Bandung : YRAMA WIDYA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar